B. Daerah

Pertanyaan

1) apa irah irahane geguritan ing nduwur?
2) sapa sing nganggit geguritan ing nduwur?
3) geguritan ing nduwur iku nerangake bab apa?
4) basa rinengga apa bae kang tinemu ing geguritan mau?
5) tulisen pesan moral / amanah kang tinemu ing geguritan mau !
1) apa irah irahane geguritan ing nduwur? 2) sapa sing nganggit geguritan ing nduwur? 3) geguritan ing nduwur iku nerangake bab apa? 4) basa rinengga apa bae ka

1 Jawaban

  • Jawaban untuk soal diatas adalah:

    1. Kahanan Wayah Esuk.

    2. Muhammad Khoirunnas.

    3. Geguritan ing ndhuwur njlentrehake gegambaran kahanan sakitare nalika miwiti esuk.

    4. Basa seroja lan entar

    5. Kita kudu nyambut dina esuk kanthi seneng lan miwiti kegiatan kanthi semangat.

    Penjelasan:

    Geguritan merupakan salah satu karya sastra bahasa Jawa yang sering disebut dengan puisi. Karya sastra ini merupakan hasil dari ungkapan diri penulis terhadap isi yang dibuat didalam geguritan. Memiliki gaya bahasa yang indah serta pujian dengan memperhatikan irama dari setiap penulisan.

    Jenis-jenis geguritan terdiri dari 2 macam, yaitu:

    • Gragag anyar

           Yaitu geguritan yang mempunyai sifat bebas atau merdeka. Maksudnya geguritan ini tidak terikat dengan guru gatra, guru wilangan, guru lagu dan guru swara. Penggunaan bahasa yang digunakan bersifat modern dimana bahasa yang digunakan sudah mengikuti bahasa Jawa masa kini. Salah satu ciri dari geguritan ini adalah:

     -  Jumlah baris bebas.

     -  Jumlah bait bebas.

     -  Jumlah rima bebas

     -  Guru lagu tidak terikat.

     -  Tidak boleh diawali dengan kalimat “sun geguritan”

    • Gragag lawas

           Yaitu geguritan yang mempunyai sifat kaku atau tidak bebas. Maksudnya geguritan ini terikat dengan banyak aturan yang tersusun di dalamnya. Salah satu ciri dari geguritan ini adalah:

     -  Diawali kalimat “sun gegurit”

     -  Di dalam satu bait terdapat minimal 4 baris.

     -  Rima didalam baris harus sama atau runtut.

     -  Guru lagunya termasuk purwakanthi guru swara yaitu A,I,U,E,O.

    Tembung rinengga adalah sastra bahasa yang dirangkai dengan cara menggabungkan kata - kata yang berbeda sehingga menjadi bahasa atau kalimat yang indah. Tembung rinengga terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

    • Tembung Seroja

           Yaitu dua kata yang memiliki arti mirip dan digunakan secara bersamaan. Contoh: Adi luhur, akal budi, bagas waras,dll.

    • Tembung entar

           Yaitu suatu kalimat yang tidak sama antara arti dan makna yang terkandung didalamnya (kata kiasan). Contoh: udan tangis, jembar segarane.

    • Wangsalan

           Merupakan kalimat yang berupa teka-teki. Contoh: Balung klapa, ketok ora ngertI

    • Paribasan

           Gaya bahasa yang digunakan apa adanya dengan arti kata sama dengan maknanya. Terdiri dari beberapa frase yang sudah pasti. Identik dengan kata yang lugas, jelas dan tanpa perumpamaan. Contoh: ana gula ana semut.

    • Bebasan  

           Rangkaian kata yang tetap penggunaanya, bermakna konotatif, dan mengandung makna pengandaian, dimana yang diandaikan adalah keadaan, sifat, dan watak seseorang. Contoh: Kalah cacak menang cacak.

    • Saloka

           Rangkaian kata yang tetap penggunaanya, bermakna konotatif, dan mengandung makna pengandaian. Dimana yang diandaikan adalah orang, serta yang dipakai sebagai pengandaian bisa binatang maupun barang. Contoh: Gajah ngidak rapah.

    • Purwakanthi

           Purwakanthi merupakan rima atau alunan bunyi yang sama pada beberapa kata. Purwakanthi berasal dari kata purwa artinya awalan, dan kanthi yang berarti menggandeng atau mengulang, sehingga purwakanthi arti harfiahnya adalah mengulang yang telah disebut di awal. Contoh: Kudu jujur yen awakmu kepingin makmur.

    • Parikan

           Mengandung baris pertama untuk menarik perhatian, sedangkan baris kedua berisi makna dibuatnya parikan. Didalam bahasa Indonesia, parikan disebut juga dengan pantun. Contoh: Wajik klithik, gula Jawa. Luwih becik, sing  prasaja.

    • Pepindhan

           Merupakan rangkaian kata yang tidak memiliki arti sebenarnya. Didalam bahasa Indonesia, disebut dengan pengandaian. Contoh: Ayune kaya dewi Ratih

    Pelajari lebih lanjut

    1. Materi tentang tembung seroja https://brainly.co.id/tugas/577832

    2. Materi tentang  purwakanthi https://brainly.co.id/tugas/15500835

    3. Materi tentang parikan https://brainly.co.id/tugas/6180621

    Detail jawaban

    Kelas         : VIII

    Mapel        : Bahasa Jawa

    Bab            : Sastra Jawa

    Kode         : -

    #AyoBelajar